Friday 29 September 2017

Makalah Heart Monitor

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Initial assessment adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita gawat darurat yang langsung diikuti dengan tindakan resusitasi (Suryono dkk, 2008). Berikut adalah format initial assessment/ tindakan yang dilakukan bila ada pasien trauma/kecelakaan : DANGER (aman diri, aman lingkungan,aman pasien), cek kesadaran pasien, call for help, primary survey, secondary survey.
Primary survey terdiri dari ABCD (Airway management, Breathing management, Circulation, Disability)
Airway management, saat pemeriksaan jalan nafas biasanya bersamaan dengan control servical. Saat melakukan control servical curigai adanya tanda-tanda trauma servical seperti : adanya jejas diatas klavikula, multiple trauma, trauma kapitis dengan penurunan kesadaran dan biomekanika yang mendukung.
Jika pasien tidak sadar maka cek jalan nafas pasien, apakah ada tanda-tanda snoring, gurgling atau crowing. Setelah diketahui apa penyebabnya maka bisa diberikan tindakan yang tepat.
Breathing management, periksa pernafasan pasien normal atau tidak, apakah menunjukan sianosis, nadi lambat, susah bernafas atau tidak. Waspada terhadap masalah yang mengancam breathing seperti : tension pneumothorax, open pneumothorax, atau hematothorax.
Circulation, waspadai adanya perdarahan baik eksternal maupun internal. Jika perdarahan eksternal maka bisa dilakukan deep pressure, lalu cek akral dan nadi, curigai adanya syok hipovolemik. Jika terjadi syok hipovolemik berikan cairan infus 2 selang dengan cairan RL hangat 2L diguyur. Sedang jika terjadi perdarahan internal maka lakukan pemeriksaan fisik, lalu lakukan pembidaian, selanjutnya resusitasi cairan.
Disability, periksa tingkat kesadaran pasien dengan GCS dan lateralisasi pupil. Pemeriksaan GCS berupa respon mata (Eye) skor maksimal 4, respon bicara (Verbal) skor maksimal 5, dan respon Motorik skor maksimal 6. Sedangkan yang dinilai dari lateralisasi pupil adalah ukuran, simetris dan respon cahaya.

B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian heart monitor?
2.      Apa pengertian elektrokardiogram?
3.      Bagaimana prosedur pemasangan elektrokardiogram?
4.      Bagaimana teknik memonitor elektrokardiogram?

C.       Tujuan
1.         Mengetaui pengertian heart monitor
2.         Mengetaui pengertian elektrokardiogram
3.         Mengetahui prosedur pemasangan elektrokardiogram
4.         Mengetahui teknik monitoring elektrokardiogram


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian heart monitor
Heart monitor adalah sebuah peralatan elektronik untuk mengamati fungsi jantung.
Monitoring hasil resusitasi didasarkan pada ABC penderita.
1.    Airway : seharusnya sudah diatasi.
2.    Breathing : pemantauan laju nafas ( sekaligus pemantauan airway ) dan bila ada pulse oximetry.
3.    Circulation: nadi, tekanan nadi, tekanan darah, suhu tubuh dan jumlah urine setiap jam. Apabila ada sebaiknya terpasang monitor EKG.
4.    Disability: nilai tingkat kesadaran penderita dan adakah perubahan pupil.
Monitor EKG dianjurkan dipasang pada setiap pasien dengan trauma, agar dapat mengetahui keadaan gangguan pada jantung. Perlu diingat, tindakan resusitasi dilakukan pada saat masalahnya sudah dikenal, bukan setelah survei primer selesai.
Ketika hendak mengambil keputusan untuk merujuk pasien, perlu adanya komunikasi antara petugas pengirim dengan petugas penerima rujukan.

B.       Pengertian Elektrokardiogram (EKG)
Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu sinyal yang dihasilkan oleh aktifitas listrik otot jantung. EKG ini merupakan rekaman informasi kondisi jantung yang diambil dengan memasang electroda pada badan.
EKG dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi kesehatan seperti aritmia jantung, pembesaran jantung, peradangan jantung (perikarditis atau miokarditis), dan penyakit jantung koroner.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan mencatat aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print. Data ini kemudian ditafsirkan oleh dokter yang ahli.
Hasil EKG yang normal dari jantung memiliki karakteristik yang khas. Irama jantung yang tidak teratur atau kerusakan pada otot jantung dapat berdampak pada aktivitas listrik jantung sehingga mengubah bentuk EKG. Seorang dokter mungkin akan merekomendasikan tes EKG pada pasien yang mungkin berisiko mengalami penyakit jantung karena adanya riwayat keluarga penyakit jantung, atau karena kebiasaan merokok, obesitas, diabetes, kolesterol tinggi, atau tekanan darah tinggi.
Masalah-masalah jantung yang didiagnosis dengan EKG
Berbagai masalah jantung yang dapat didiagnosis dengan EKG, antara lain:
1.         Pembesaran jantung
2.         Cacat jantung bawaan yang melibatkan sistem kelistrikan jantung
3.         Aritmia (irama jantung abnormal - cepat, lambat atau denyutnya tidak teratur)
4.         Kerusakan jantung seperti ketika salah satu arteri jantung tersumbat (oklusi koroner)
5.         Suplai darah yang buruk ke jantung
6.         Posisi normal dari jantung
7.         Peradangan jantung - perikarditis atau miokarditis
8.         Serangan jantung selama di ruang gawat darurat atau pemantauan di ruang ICU (intensive care unit)
9.         Gangguan sistem konduksi jantung
10.     Ketidakseimbangan kimia darah (elektrolit) yang mengontrol aktivitas jantung.
Seseorang dengan penyakit jantung bisa jadi menunjukkan hasil EKG yang normal jika kondisi penyakit jantungnya itu tidak melibatkan gangguan dalam aktivitas kelistrikan jantung. Untuk kondisi ini disarankan untuk melakukan metode diagnostik lain.

C.       Prosedur pemasangan elektrokardiogram
Tiga jenis utama EKG, meliputi:
1.         EKG istirahat (resting ECG) - pasien berbaring. Selama tes pasien tidak diperbolehkan bergerak, karena impuls listrik lain dapat dihasilkan oleh otot-otot lain selain jantung yang dapat mengganggu pemeriksaan jantung Anda. Jenis EKG ini biasanya memakan waktu lima sampai sepuluh menit.
2.         EKG ambulatory (ambulatory ECG) - EKG ambulatory atau Holter dilakukan dengan menggunakan alat perekam portabel yang dipakai setidaknya selama 24 jam. Pasien bebas untuk bergerak secara normal sementara monitor terpasang. Jenis EKG ini digunakan untuk pasien yang gejalanya intermiten dan mungkin tidak muncul selama tes EKG istirahat. Orang yang sembuh dari serangan jantung dapat dimonitor dengan cara ini untuk memastikan ketepatan fungsi jantungnya.
3.         Test stres jantung - tes ini digunakan untuk merekam EKG pasien sementara pasien menggunakan alat seperti sepeda atau berjalan diatas treadmill.  Jenis EKG ini membutuhkan waktu sekitar 15-30 menit.
EKG merupakan suatu pemeriksaan ataupun perekaman menggunakan gelombang elektrik kepada jantung. Langkahnya dengan cara memasang elektroda-elektroda pada dada untuk menghasilkan rekaman 12 lead. 12 lead ialah banyaknya arah/arus gelombang elektrik jantung yang akan diukur bukan jumlah kabel yang ada pada elektroda yang diletakkan pada klien.
Agar menghasilkan hasil rekaman EKG yang berkualitas dan tepat, seorang praktisi EKG harus mengerti dan memahami betul-betul mengenai prosedur cara memasang EKG yang benar dan tepat.
Elektrokardiogram digunakan hanya pada saat :
1.         Sesuai ketentuan/indikasi
2.         Instruksi dari dokter.

Alat-alat :
1.         Mesin EKG (yang dapat merekam 12 lead)
2.         Kabel sebagai sumber listrik
3.         Tissue
4.         EKG paper/kertas EKG
5.         Balon elektroda
6.         Plat elektroda
7.         Elektroda EKG
8.         Kasa/kapas
9.         Alkohol
10.     Water based gel atau jeli EKG
Langkah-langkah pemasangan EKG
1.         Salam, perkenalan, TWT (tempat, waktu dan topik)
2.         Inform consent
3.         Mengatur posisi pasien, posisi supine atau terlentang
4.         Memasang sampiran
5.         Buka pakaian bagian atas pasien, jika pasien menggunakan gelang, ikat pinggang, jam tangan atau logam-logam lainnya perintahkan untuk dilepas
6.         Bersihkan dada pasien dengan menggunakan kapas, kedua pergelangan tangan serta kedua tungkai dilokasi penempatan manset elektroda.
7.         Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda yang akan dipasang serta oleskan juga pada daerah tubuh yang akan dipasang tepatnya sekitar dada.
8.         Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai.
9.         Menghidupkan monitor elektrokardiogram.
10.     Menyambungkan kabel Elektrokardiogram di kedua tungkai pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien, untuk rekaman ekstremitas (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF) dengan cara :

a.    Warna merah di pergelangan tangan kanan
b.    Warna hijau di kaki kiri
c.    Warna hitam di kaki kanan.
d.   Warna kuning di pergelangan tangan kiri.
11.     Elektoda pada ekstremitas atas dipasang di pergelangan tangan kiri dan kanan dan searah terhadap telapak tangan.
12.     Pada bagian ekstremitas bawah pasang pada pergelangan kaki kiri dan kanan sebelah/arah bagian dalam.
Memasang elektroda dada untuk rekaman precardial lead
a.    V1 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kanan
b.    V2 diletakkan pada interkosta ke 4 garis sternum kiri
c.    V3 diletakkan pada pertengahan V2 dan V4
d.   V4 diletakkan pada interkosta kelima garis mid (pertengahan) clavikula kiri
e.    V5 pada axila sebelah depan kiri
f.     V6 pada axila sebelah belakang kiri atau sejajar dengan axila line
13.     Selanjutnya tinggal menekan tombol start tunggu beberapa saat
14.     Bila rekaman Elektrokardiogram sudah lengkap terekam, semua elektroda-elektroda yang melekat di tubuh pasien dilepas dan dibersihkan dengan alkohol.
15.     Membantu merapihkan pakaian pasien kembali.
Pemasangan EKG diatas adalah pemasangan EKG secara umum, biasanya ada beberapa kasus dengan dipasangnya EKG yang menggunakan pesangan elektroda EKG tambahan yaitu elektroda V7, V8, V9, dan V3R - V9R. Berikut letak elektroda tambahannya :
a.         V7 dipasang di garis aksila bagian belakang sejajar V4
b.         V8 dipasang di garis skapula bagian belakang sejajar V4
c.         V9 dipasang di batas kiri dari yaitu kolumna vetebra sejajar V4
d.        V3R - V9R ditempatkan sama dengan posisi V3 - V9, tetapi dibagian sebelah kanan. Jadi pada umumnya sebuah EKG dibuat dengan 12 sandapan (lead).
Catatan Penting:
1.         Perlu diperhatikan pemasangan elektroda serta kabel elektroda pada EKG agar supaya tidak terjadi kesalahan saat interpretasi data yang dikeluarkan mesin EKG.
2.         Diusahakan pasien senyaman mungkin jangan tegang karena kontraksi otot akan berpengaruh terhadap hasil EKG.

D.      Teknik monitoring elektrokardiogram
Berikut adalah teknik monitoring EKG yang sering digunakan yaitu :
1.         Teknik monitoring standar ekstremitas (metoda Einthoven) atau standard limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a.    Lead I dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 0º
b.    Lead II dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kanan (RA- right arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 60º
c.    Lead III dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan lengan kiri (LA- left arm) elektroda negatif. Sudut orientasi 120º
2.         Teknik monitoring tambahan atau augmented limb leads Dalam menggunakan teknik ini, dilakukan 3 tempat monitoring EKG yakni :
a.    aVL dibentuk dengan membuat lengan kiri (LA-left arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -30º
b.    aVR dibentuk dengan membuat lengan kanan (RA- right arm) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi -150º
c.    aVF dibentuk dengan membuat kaki kiri (LL-left leg) elektroda positif dan anggota tubuh lainnya (ekstremitas) elektroda negatif. Sudut orientasi +90º  monitoring EKG prekordial/ dada atau standard chest leads monitoring EKG


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
 Initial assessment adalah proses evaluasi secara cepat pada penderita gawat darurat yang langsung diikuti dengan tindakan resusitasi (Suryono dkk, 2008). Monitor EKG dianjurkan dipasang pada setiap pasien dengan trauma, agar dapat mengetahui keadaan gangguan pada jantung. Perlu diingat, tindakan resusitasi dilakukan pada saat masalahnya sudah dikenal, bukan setelah survei primer selesai.
Mesin yang mencatat EKG disebut dengan elektrokardiograf. Elektrokardiograf akan mencatat aktivitas listrik otot jantung dan menampilkan data ini pada layar visual atau pada kertas print. Data ini kemudian ditafsirkan oleh dokter yang ahli.

B.       Saran
Sebagai calon perawat atau tenaga medis, hal yang penting di tingkatkan mengenai kondisi kegawat daruratan ialah Skil dalam melaakukan resusitasi kepada pasien salah satunya dengan menguasai ilmu dan skill dalam Initian Asessment ini sehingga pertolongan pasien dengan kondisi gawat drurat dapat kita lakukan dengan cepatdan tepat.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Basic Trauma Life Support dan Basic Cardiac Life Support ed. III. Jakarta: Yayasan ambulans Gawat Darurat 118
Darwis, Allan dkk. 2005. Pedoman Pertolongan Pertama. Ed 2. Jakarta : Kantor Pusat Palang Merah Indonesia.
Suryono, Bambang dkk. 2008. Materi Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat ( PPGD) dan Basic life Support Plus ( BLS ). Yogyakarta: Tim PUSBANKES 118 BAKER-PGDM PERSI DIJ
http://www.perbidkes.com/2015/12/initial-assessment-penilaian.html?m=1
http://gustinerz.com/konsep-dr-abc-defgh-dalam-menolong-korban-gawat-darurat/
http://www.askepkeperawatan.com/2016/08/initial-assesment-pasien-gawat-darurat.html?m=1
https://nursingisbeautiful.wordpress.com/2011/10/13/initial-assement/
http://www.jantungarea.com/2016/01/cara-mudah-membaca-gambaran-ekg-atau.html?m=1
https://pulauherbal.com/jurnal/796-apakah-manfaat-dari-monitor-detak-jantung.html

No comments:

Post a Comment